Satu Bunga dalam Kuburan
Panggil saja aku si bodoh, karena aku mau saja menerima makian dan kemarahan saudaraku, karena aku berusaha menyelamatkan nyawa salah satu anggota keluarga yang aku sayang, dan bahkan mereka pun sayang. Tidak ada yang pernah mau mendengarkan aku ketika aku berbicara, mengutarakan sebuah fakta yang selalu aku tujukan untuk membantu, tapi sayangnya, itu hanya dianggap sebagai alasan dan kemalasan belaka. Keluargaku bagaikan padang pasir yang selalu ada panas dan debunya. Kaktus berduri yang sangat mengganggu pun banyak tumbuh di keluargaku, ditambah lagi kalajengking berbisa yang senantiasa setiap harinya menyengatku dengan racunnya pun lebih melengkapi keluargaku ini. Namun entah kenapa, aku masih saja hidup dalam keluarga ini. Lucu sekali ketika mengetahui bahwa keluarga ini diakui sebuah jemaat setia dalam sebuah Gereja. Aku pribadi, tidak bisa melihat mana sih sisi “Gerejawi” mereka yang dikagumi banyak orang itu? Adakah Gereja yang mengajarkan cara memaki saudaranya? Adakah G...