Semuanya Punya Sebab Akibat

Banyak kita temukan orang – orang selalu bilang “Oh ini baik, nah itu jelek, jadi tirulah yang baik, jangan tiru yang jelek” Memang benar adanya sih kalo kita meniru yang jelek yam maka kita akan ikutan menjadi jelek. Namun perhatikan! Dimata orang, pelacur adalah seorang budak seks yang mencari keuntungan dengan menjual diri, dan seorang pencuri adalah mereka yang mencari uang dengan cara singkat dan layak dipenjara. Setujukah anda dengan pernyataan itu? Apakah benar adanya seorang pelacur dan pencuri adalah orang yang murni berdosa baik mental maupun fisik?


Dari kecil kita selalu diajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita diajarkan bahwa mencuri itu dosa, mencontek itu salah, berdoa itu baik, dan bersyukur itu simbol pujian tulus dari hati. Benarkah itu semua? Apakah orang benar mencuri selalu karena “ingin” uang dengan cara singkat? Apakah orang mencontek semata – mata hanya karena ingin nilai yang baik? Apakah orang yang berdoa selalu mendoakan hal – hal yang baik? Apakah orang menyanyikan pujian itu selalu tulus dari hati mereka? Ingat! Ada kata “Selalu” disini, tidakkah itu mencurigakan?

Saya ceritakan sedikit pengalaman pribadi saya. Pernah dulu ketika SMA saya diajak ke sebuah pelacuran yang terkenal “Nakal” (Mana ada ya pelacuran yang tidak nakal? Hehehehehehe) di daerah kota asal saya di Klaten. Saya diajak kesana bukan bertujuan untuk bermain seks dengan mereka yang “Magang” disana, namun untuk menelusuri lebih dalam apa sih sebenarnya “Kerasnya” dari hidup ini. Kami survey satu per satu para “Pemagang” disana, miris di hati mendengar jawaban mereka ketika saya tanya “Mbak, sebenarnya kenapa sih ko’ mbak sampe jual diri begini?” Anda tahu apa jawaban mereka? Sebagian besar menjawab “Saya ngga bisa kerja mas, saya ngga punya keahlian apa – apa, kalo saya ngga kerja gini, ya saya mau kasih makan anak saya apa?” Saya belum teryakinkan dengan jawaban mereka, saya Tanya lebih lanjut “Kan mbak bisa kerja yang lebih ‘benar’, bisa jadi buruh bangunan, atau buruh cuci baju, atau apalah yang ngga harus jual diri?” Inilah jawaban yang mengagetkan saya, katanya “Mas, kalo mas kalo saya kerja seperti itu, sama aja mas itu milih antara anak saya, atau saya yang bakalan mati dalam jangka waktu 1 minggu” Benar juga alasan si pemagang yang satu ini. Kita bisa lihat sekarang betapa banyaknya orang yang dipekerjakan mendapatkan gaji yang jauh dari batas layak untuk hidup. Sadarkah anda? Ini adalah sebuah pengakuan kepada dunia! Bahwa kejamnya dunia ini sehingga mereka harus jatuh terperosok ke dalam hal yang menyedihkan seperti pelacuran!

Pelacur mungkin memang Hina di mata masyarakat, namun janganlah menutup mata dengan kacamata hitam, lihatlah alasan mengapa mereka menjadi seorang pelacur! Janganlah jijik pada orangnya, karena orang selalu punya Alasan mengapa mereka melakukan suatu hal. Itu yang sekarang sudah langka di dunia ini, “Pemahaman” akan kondisi orang tidak hanya dilihat secara fisik saja, apabila anda hanya bisa melihat dari satu sisi saja, maka apa bedanya anda dengan orang bermata satu yang hanya bisa mengumpat terhadap hidupnya sampai nanti dia mati.

“Broaden your Vision!” Perluaslah daya melihat anda. Anda diberi Tuhan banyak Alat yang bisa anda gunakan di kehidupan, salah satunya adalah alat untuk berfikir, yaitu Otak! Jangan mau dicekoki oleh para tetua – tetua yang sekarang sok bijaksana, ngga ada orang bijaksana itu memandang rendah orang lain, karena semua orang itu dimata Tuhan sama tingginya, sama besarnya, sama mulianya.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas