Memulai dan Mengakhiri

Pernahkah kita berfikir bahwa kita hanya bisa memulai sesuatu, dan tidak bisa mengakhirinya? Sebenarnya itu adalah hal yang wajar, bukan karena kita yang hanya berfikir setengah-setengah, namun lebih ke kita yang terlalu senang karena telah mencapai apa yang kita inginkan. Lalu, apabila sudah terjadi seperti itu, apakah kita tidak bisa mengakhirinya? Tentu kita bisa! Mungkin kita terlambat, namun walaupun kita terlambat, itu tidak berarti kita tidak bisa mengakhirinya. Namun jangan salah, banyak orang yang lebih memilih untuk mengakhiri hidup mereka daripada mengakhiri masalah-masalah mereka. Itu adalah suatu tindakan bodoh dan putus asa, tidak ada yang selama ini disebut “Kematian membawa kedamaian dari masalah”, memang masalah kita akan hilang, namun apabila nyawa kita turut hilang, lalu apa? Apa yang akan anda nikmati setelah masalah anda selesai? Satu hal yang perlu anda ketahui adalah, kehidupan ini Indah di dalam segala keburukannya, artinya adalah apapun yang anda rasakan dalam kehidupan anda, baik atau buruk, senang atau sedih, semua itu adalah warna-warna dalah kehidupan anda yang akan selalu setia untuk menghidupkan hari-hari anda sehingga anda tidak bosan karena menikmati warna yang sama. “Hidup ini adalah pilihan”, itu adalah kalimat yang basi, namun itu adalah sebuah fakta. Kita bebas untuk menentukan jalan hidup kita, seorang arsitek, guru, seniman, atau profesi lain. Tidak hanya profesi, kita pun bebas menentukan jalan hidup kita. Jalan hidup yang seperti apa yang ingin anda miliki? Apakah jalan yang biasa digambarkan dengan pantun “Berakit-rakit kita ke hulu, berenang-renang ketepian”? Atau jalan dimana kita menghadapi semuanya dalam nama Tuhan dan selalu setia untuk berpasrah kepada-Nya? Atau kita cenderung hanya menikmati hal-hal yang enak saja di dalam dunia ini? Perhatikan! Jalan hidup terakhir yang saya sebutkan sering disalah praktekkan. Mereka bukannya cenderung hanya menikmati hal-hal yang enak saja, namun mereka cenderung hanya “Mau” menikmati hal-hal yang enak saja, sehingga mereka tidak mau berurusan dengan apa yang dikatakan kesedihan, kerja keras, kegagalan dan cobaan. Sebenarnya, di hidup kita ini kita butuh apa yang disebut “Tantangan”, karena “Manusia tidak akan berkembang tanpa tantangan”. Kita memang telah dimanjakan oleh sumber daya alam yang melimpah, teknologi canggih yang telah banyak diakses, dan berbagai media lain yang canggih. Jangan salah dulu, bukan berarti kita tidak akan mendapatkan tantangan dalam hidup ini, namun apabila kita sensitif, kita selalu dihadapkan pada tantang, dimulai dari yang kecil, hingga tantangan yang sangat besar. Bagi para mahasiswa, mereka mempunyai tantangan berat yaitu: kuatkah mereka menghadapi semua yang akan mereka alami dalam kehidupan mereka sebagai mahasiswa? Tentu kehidupan mahasiswa tidak hanya di dalam kampus saja, mereka juga memiliki kehidupan sosisal dan pribadi dimanapun mereka berada. Kadangkala kita pernah berfikir “Sepertinya aku salah memilih nih..”, lalu apa yang ingin anda perbuat adalah dengan mengubahnya. Itu baik, karena kita memiliki keinginan untuk merubah kehidupan kita menjadi yang lebih baik, namun perhatikan sedikit detail dari perubahan kita, apakah ini benar-benar baik untuk kita? Bagaimana dengan orang tua kita? Apakah mereka akan menyetujuinya? Apakah orang tua kita akan bangga dengan perubahan yang kita buat? Ataukah kita hanya akan membuat mereka bertambah sengsara dengan pilihan kita sendiri? Jangan sampai anda mau merasakan apa yang disebut dengan penyesalan. Lihatlah kehidupan anda sekarang, sudah berapa kali anda merasa menyesal dalam kehidupan anda? Apakah anda akan setia dan mau merasakannya terus menerus? Ataukah anda kuat untuk bengkit dan berani mengatakan Tidak pada Penyesalan? Semua itu ada pada diri anda sendiri, dan anda pasti punya Kekuatan untuk mewujudkannya. Percayalah!

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas