Keluhanmu adalah Awal dari Kiamatmu

Tanpa kita sadari, di 1 hari, kita bisa mengeluarkan 10 keluhan per jam nya dalam kehidupan kita, mulai dari transportasi, dosen yang mengajar, boss yang galak, atau berbagai permasalahan lain yang sering kita hadapi di dalam hidup kita ini. Sebenarnya, apa sih gunanya kita mengeluh setiap hari? Bukankah keluhan kita itu hanya memberatkan hari kita saja? Bukankah keluhan hanya membawa kita kepada hari-hari yang membosankan saja? Lalu mengapa kita suka dengan budaya mengeluh ini? Memang hari-hari kita tidak selalu berjalan dengan baik dan sesuai rencana, dan mungkin juga ada faktor lain yang tak terelakkan yang juga membuat hari kita menjadi lebih buruk lagi. Namun apakah kita harus stop dan terus menjalani hari-hari yang seperti itu? Saya kira tidak. Kita semua mempunya kekuatan untuk mengubah semua hal yang dapat membuat kita “Down”, masalahnya adalah, apakah kita mau mengubahnya? Mari saya bantu untuk menghilangkan budaya “Mengeluh” tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa “Pribadi seseorang dapat terlihat dari apa yang mereka lakukan, katakan, dan fikirkan”, jadi kira-kira apa yang akan orang fikirkan tentang kita apabila mereka menemui kita mengeluh setiap harinya? Jujur, ini pendapat saya bagi orang-orang yang hobi mengeluh, “Mereka hanyalah orang lemah yang tidak bisa menghargai kehiduan mereka sama sekali, dan masa depan yang suram telah dengan setia menunggu kedatangan mereka”. Teman-teman saya banyak yang mengatakan “Ah Ivan, kamu itu kok jahat banget sih sama orang? Masa dimintain motivasi jawabnya kayak gitu?”, sebenarnya apa yang saya katakan ini bukan bertujuan untuk membuat mereka lebih “Down” lagi ataupun membuat merekaq menjadi marah, namun saya hanya ingin membukakan mata mereka melalui kemarahan yang mereka rasakan itu. Mereka harus marah dengan apa yang terjadi pada diri mereka sekarang, mereka harus marah karena mereka tidak bisa mengubah diri mereka menjadi pribadi yang lebih baik lagi, mereka harus marah karena mereka telah membiarkan orang-orang disekitar mereka untuk menginjak-injak diri kita seolah-olah kita ini sampah yang tidak berguna. Selama ini kita terlalu lemah pada diri kita sendiri. Kita terlalu manja untuk mengatasi segala hal yang menggangu kita. Kita terlalu bodoh untuk mengatasi permasalahan-permasalahan hidup kita ini. Sekaranglah saatnya kita bangkit dan berteriak “Inilah diriku yang baru! Aku bukan lagi anak cengeng yang suka meminta-minta! Aku bukan lagi anak manja yang suka bermalas-malasan dan meninggalkan masalah-masalahku! Akulah pribadi yang selama ini hilang dari kepribadian manusia yang hidup di era modern ini. Inilah aku yang baru, aku yang telah dijamah oleh Tuhan, untuk menjadi sebuah pribadi yang baru, yang mau berjalan di jalan yang telah dibuatkan Tuhan untukku, mulai dari detik ini, samppai nanti ketika Tuhan datang ke bumi untuk Menjemputku”. Sesungguhnya, hal-hal yang tidak kita perlukan di dunia ini bisa saja kita hilangkan, namun kita selalu salah mengartikan kata “Tidak Bisa” dengan kata “Tidak Mau”. Orang bukannya “Tidak Bisa” keluar dari sisi buruknya dan perbuatan-perbuatan tercela yang selama ini ia lakukan, namun sebenarnya orang “Tidak Mau” keluar dari sisi buruknya dan perbuatan-perbuatan tercela yang selama ini ia lakukan. Mengapa demikian? Karena apabila orang mempunyai hasrat untuk “Mau” yang kuat, maka hanya ada 1 penghalang yang ada di hidup mereka, yaitu izin yang akan diberikan Tuhan atau tidak.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas