My Life, My Games, My Decision

Hai, perkenalkan, nama saya Ferdinandus Giovanni Adi Kusuma, namun saya lebih suka mengganti “Adi” dengan “Leonheart”, sehingga menjadi Ferdinandus Giovanni Kusuma Leonheart. Saya lahir di Klaten Jawa Tengah, dan sekarang sedang studi di Yogyakarta di Universitas Sanata Dharma. Saya belajar di prodi Sastra Inggris. Sekarang saya sedang dalam semester 2. Saat saya dilahirkan, saya berasal dari keluarga Katolik, dan dibaptis secara Katolik pada saat saya bayi. Kehidupan saya sewaktu kanak-kanak adalah kehidupan yang menyenangkan, dimana saya senang bermain keluar rumah untuk bermain bersama tetangga. Menginjak sekolah dasar, saya mulai bersifat soliter, dimana saya lebih suka untuk beraktivitas sendirian. Mengapa demikian? Di masa SD saya, saya mulai bertemu dengan orang-orang yang bisa dikatakan kurang ramah. Premanisme telah saya kenal sejak saat itu, dan saya pun mulai memilih-milih teman demi kebaikan saya. Papa saya meninggal ketika saya berumur 8 tahun, dimana saya menginjak kelas 3 di Sekolah Dasar. Saat setelah papa saya meninggal, saya menjadi jarang berangkat ke gereja. Nenek saya mengambil alih kegiatan rohani saya. Sama seperti papa saya, beliau selalu mengajarkan ajaran-ajaran agama dalam “Kekristenan”. Sejak saat itu, saya mulai berangkat sekolah minggu namun dalam Kristen. Menginjak masa SMP, saya mulai merasa ragu, aakah saya seorang Kristen, ataukah saya seorang Katolik. Pada ujian akhir sekolah semasa kelas 3 SMP, kami ditugaskan untuk membuat kotbah secara agama masing-masing. Saat itu, saya memilih untuk memilih kotbah dalam cara Kristen. Guru sayang heran, mengapa saya yang dulu mengaku Katolik, tiba-tiba memimpin kotbah dalam ajaran Kristen. Saya pun dipanggul di kantor guru, lalu saya ceritakan apa yang saya alami dan saya fikirkan. Saya tidak bisa melupakan kata-kata guru saya saat itu, beliau berkata “Suatu hari, Tuhan pasti akan menjamahmu, dan memberitahumu, jati dirimu yang sesungguhnya”. Di masa SMA, saya mulai merasakan sebuah panggilan di diri saya. Saya merasa terpanggil untuk menjadi seorang Kristen sejati. Pada kelas 3 SMA, akhirnya saya memutuskan untuk mau dibaptis secara Kristen. Perjalanan saya untuk mencapai keKristenan tidaklah mudah. Mama saya adalah salah satu pihak yang tidak setuju. Namun saya telah berhasil melewati tahap itu, dan sekarang saya telah menjadi seorang Kristen sejati. Ini adalah sekilas dari kehidupan saya, saya tahu bahwa hidup di dunia ini perlu adanya perjuangan, dan kehidupan ini penuh dengan tantangan. Namun apabila anda perhatikan, anda adalah salah satu sosok yang kuat, yang berhasil menjalani kehidupan anda sampai sekarang. Hidup tidaklah selalu seperti yang kita bayangkan atau yang kita inginkan, namun percayalah, bahwa “Semua akan diindahkan pada waktunya” Pengkotbah 3:11.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas