Available for your Family?

Kata “Tersedia” tidak hanya berarti untuk alat untuk konsumsi sehari-hari, dalam kehidupan kita banyak sekali tantangan “Ketersediaan” yang harus kita jawab dan lalui. Apa maksud dari “Ketersediaan” disini? Saya akan memberi salah satu contoh kejadian pada kehidupan sehar-hari
Ada sebuah keluarga yang selalu bersama. Keluarga ini terdiri dari seorang Ayah, Ibu, dan 2 anak laki-laki. Mereka adalah keluarga yang selalu bersama dalam segala hal, sang Ayah selalu membantu anak dalam pelajarannya, sang Ibu pun selalu ada dimana sang anak sedang membutuhkan motivasi. Namun terjadi perubahan pada keluarga itu, sang Ayah yang naik jabatan sekarang jarang pulang karena memang sibuk dengan pekerjaannya. Sang Ibu pun sekarang mendapatkan banyak pesanan karena usahanya sebagai pembuat roti sukses dan banyak diminati oleh orang-orang sekitar. Sekarang hanya tersisa kakak beradik saja, si sulung pun sekarang sudah mulai sibuk dengan kuliahnya, apalagi kalau ada pacarnya, pasti dia tidak mau diganggu. Si Bungsu adalah seorang siswa SD, ia merasa kesepian karena semua keluarganya sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Ia pun akhirnya mencari teman yang banyak untuk mengusir kesepiannya. Akhirnya keluarga ini tidak lagi menjadi keluarga yang selalu bersama, masing-masing memiliki kesibukkan sendiri dan mereka “Tidak Mau” diganggu satu sama lain.
Bisa kita lihat ketersediaan masing-masing anggota keluarga ini, pada awalnya mereka saling ada untuk yang lain, namun karena ada perubahan dalam kehidupan mereka, terjadilah “Kelangkaan Waktu” dalam keluarga ini. Apakah keluarga anda mengalami hal yang sama? Jika “Ya” Segeralah ubah gaya hidup berkeluarga dengan “Kelangkaan Waktu” tersebut, berilah waktu untuk berkumpul dengan keluarga anda. Jika “Tidak”, ingatlah baik-baik cerita ini, jangan sampai “Kelangkaan Waktu” ini terjadi pada keluarga anda. Semoga Cerita Pendek ini dapat memberi inspirasi anda dalam berkeluarga. God Bless our Family..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas