Banyak=Kuat=Berkuasa?

Banyak sekali kasus-kasus bentrokan yang terjadi baru-baru ini. Hanya dengan modal banyaknya jumlah teman mereka saja, mereka sampai berani merampok, membunuh, ataupun menghina masyarakat lain. Bukankan ini sikap pengecut? Hanya berani menyelesaikan masalah karena mempunyai banyak teman, dan ketika teman-teman telah tiada, hanya bisa memohon minta ampun? Ya tentu! Itulah salah satu sikap pengecut yang mereka pelihara dalam diri mereka sendiri. Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka percayai banyak itu sebenarnya hanya pecahan kecil dalam dunia ini. Bahkan ada pula yang mengatasnamakan Agama sebagai alasan mereka berbuat demikian, padahal seperti yang kita tahu, semua Agama itu mengajarkan Kebaikan dan Keharmonisan, tidak ada Agama yang buruk, semua Agama itu baik, hanya saja oknum-oknumnya lah yang biasanya membuat sensasi mengatasnamakan Agama sebagai syarat kedamaian. Kita tidak bisa berbohong, kita tidak bisa lupa akan semua yang telah terjadi di negara yang kita cintai ini. Kasus-kasus kriminal yang terjadi karena alasan yang tidak jelas, si Besar semakin berkuasa dan si Kecil semakin terinjak-injak, semua terjadi karena kita hanyalah penikmat dunia saja, dan kita menolak Surga yang telah diberikan kepada kita. Dunia ini memang sangat menggoda, siapa sih yang tidak tergiur pada uang yang begitu banyak yang bisa kita dapatkan hanya dengan cara yang mudah? Siapa sih yang tidak mau dihormati sedemikian rupa dan bisa melakukan apapun yang mereka mau? Itulah yang saya katakan “Duniawi” karena nanti setelah dia berpulang, ia pun akan menikmati kebalikan dari apa yang mereka nikmati di dunia ini. Bukan masalah Agama atau yang lain, tapi ini hanyalah masalah Moralitas yang ada dalam diri anda, apakah moralitas anda sebanding dengan apa yang anda perbuat? Ataukah tidak? Semua adalah pilihan anda sendiri. Sadarlah, bahwa hidup di dunia ini memang tidaklah mudah, namun apakah itu berarti kita bisa mengambil kebahagiaan orang lain? Tentu saja tidak! Ingatlah selalu pada Pengkotbah 3:11 yang mengatakan “Semua akan diindahkan pada waktunya”, yang artinya segala keburukan yang ada di hidup kita akan digantikan dengan keindahan-keindahan yang tidak akan pernah kita sadari. Namun apakah kita hanya cukup menunggu saja? Tentu tidak! Kita pun juga harus berusaha untuk mengubahnya, maka dengan usaha yang kita jalani itu, akan berbuah suatu keindahan yang akan anda nikmati “Selamanya”. Ingat, “Selamanya”, lebih berharga daripada kenikmatan yang hanya kita rasakan sejenak dan kemudian hilang seketika.

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas