Kenapa Harus Dipikirin?

Pernahkah anda mengalami masa-masa dimana anda banyak mendapatkan komentar buruk terhadap kehidupan anda? Dalam satu sisi itu memang baik untuk refleksi bagi kehidupan kita, namun bagaimana bila perbuatan baik (yang memang diterima masyarakat sebagai perbuatan yang baik dan terpuji) tiba-tiba mendapat komentar yang tidak mengenakkan dari beberapa orang? Secara tidak langsung anda akan berfikir tentang kejadian yang sering terjadi di dunia ini, saya akan beri satu contoh, yaitu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Gereja. Mengapa saya mengambil contoh tersebut? Bukankah itu hal yang wajar apabila Gereja mengadakan aksi sosial membantu korban bencana alam? Perlu anda ketahui, bahwa acara ini memerlukan perjuangan yang mempertaruhkan nama baik Gereja itu sendiri. Saya beri satu contoh kejadian yang agak tidak berkesan di hati pada saat aksi sosial diselenggarakan. Pada saat itu ada sebuah Gereja yang sedang mengadakan aksi sosial di sebuah desa yang terkena bencana alam, namun apa yang terjadi? Para warga menolaknya, dan menganggap aksi sosial tersebut adalah sebuah tindakan Kristenisasi yang dilakukan oleh sebuah Gereja. Lihat, betapa jeleknya pandangan orang lain terhadap perbuatan baik yang telah dilakukan oleh sebuah Gereja. Jangankan sebuah Gereja, bahkan jemaat Gereja pun belum tentu diterima dalam sebuah masyarakat. Bisa kita lihat apa yang akan terjadi bila kita mengalami hal tersebut, kita akan sedih mungkin juga marah atau jengkel. Namun apa yang akan terjadi apabila kita mengetahui cara untuk meredam perasaan tersebut? Tentunya kita akan merasa lebih baik. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa terhindar dari efek komentar buruk yang diberikan oleh orang lain? Mudah saja, kita hanya perlu mengacuhkan “Komentar” mereka saja. Namun itu bukan berarti bahwa kita harus benci mereka bukan seperti itu, namun kita lebih objektif saya, kita tutup telinga kita dari komentar-komentar buruk mereka, namun kita tetap bersikap ramah pada mereka, bagaimanapun juga kita ini adalah manusia, tidak ada manusia yang sempurna (Seperti yang selama ini kita pakai sebagai alasan apabila kita berbuat salah). Sebenarnya hidup itu mudah, lakukanlah apa yang anda inginkan dan jangan lihat ke masa lalu. Apabila anda merasa ada yang salah, segeralah perbaki sebelum kesalahan akan menjadi masalah yang besar bagi Kehidupan anda, dan yang terakhir, tetaplah menjaga Hubungan anda dengan Tuhan walau apapun yang terjadi dalam dunia ini, Tuhan-lah sumber kebenaran, filsafat manusia boleh berbeda, tafsiran manusia pasti berbeda, namun apa yang membuat sama? Yaitu keyakinan bahwa Tuhan dari semua Agama mengajarkan Kebaikan, bukan Kehancuran God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas