Targeting With Correct Weapon

Berburu adalah suatu hobi yang dapat kita jadikan sebagai contoh dalam bererilaku dalam kehidupan. Apabila kita berburu, tentu kita akan memilih senjata yang tepat yang bisa kita gunakan untuk membunuh buruan kita. Tentu sebelum kita berburu, kita harus memiliki keahlian untuk menggunakan senjata yang kita gunakan. Jangan sampai senjata yang kita gunakan akan membuat buruan kita lari, atau membuat buruan kita menyerang kita karena mereka merasa terancam, atau bahkan senjata kita yang akan melukai, bahkan membunuh kita. Apa keterkaitan antara berburu dengan kehidupan kita? Banyak orang tidak bisa menghubungkan kedua hal ini, namun apabila kita lihat lebih dekat lagi, maka akan jelas bahwa hidup di dunia ini mirip dengan kegiatan berburu hewan yang ada di tempat-tempat tertentu. Berbicara adalah hal primer dalam kehidupan. Kita berinteraksi dengan orang lain melalui kegiatan pembicaraan. Ada beberapa hal sepele yang dapat kita gagal membuat pembicaraan yang menyenangkan bagi kehidupan kita. Salah satu penyebabnya adalah apabila kita salah mengucapkan kata-kata yang seharusnya membangun pribadi orang, namun ternyata malah membuat orang lain sakit hati dan jengkel pada kita. Hal ini sering kali terjadi dalma kehidupan kita, dan kita akan menutup dengan meminta maaf. Harus kita ingat bahwa ada 3 hal yang tidak bisa kembali, 3 hal tersebut adalah “Batu” yang telah dilemparkan, “Kata-Kata” yang telah diucapkan, dan “Waktu” yang telah kita gunakan. Tak henti-hentinya kita dieringatkan oleh ke tiga hal tersebut, namun kita teta saja melupakan mereka dan meremehkan mereka. Kita lebih suka menikmati penyesalan daripada Kenikmatan yang akan kita dapatkan apabila kita hidup lebih baik lagi. Perbaharuilah hidup anda, agar anda tidak hanya menikmati penyesalan saja, namun juga mendapatkan kenikmatan yang tiada tara, karena seperti yang kita ketahui, “Semua yang berkilauan itu belum tentu Emas”. God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas