Raja atau Pelayan?

Banyak toko yang memiliki moto “Pelanggan adalah Raja”, yang berarti mereka harus melayani pelanggan sebaik mungkin, karena mereka berpedoman bahwa para pembeli atau pelanggan adalah seorang “Raja”, dan seorang “Raja” tidak boleh dikecewakan. Ada beberapa toko yang memiliki moto unik yaitu “Pelanggan adalah Sahabat” dimana semua pegawai harus bersikap ramah dan penuh kasih karena menempatkan pelanggan sebagai seorang Sahabat. Bisa kita lihat ada perbedaan yang sedikit kurang terlihat disini. Raja dan Sahabat adalah suatu kedudukan yang berbeda jauh, namun sama-sama kita hormati. Bedanya adalah, Raja kita hormati karena kepatuhan kita, yang berarti kita pun harus patuh dan “Takut” terhadap seorang Raja, namun bagi seorang Sahabat, kita menghormati mereka sahabat kita dengan “Kasih”, bukan “Ketakutan”. Nah inilah selalu terjadi di banyak negara. Mereka yang bisa dikatakan kaum “The Have” selalu ingin diperlakukan sebagai Raja, dan mereka yang dikatakan kaum “The Have Not” selalu dianggap sebagai Pelayan. Raja memiliki kekuasaan yang besar, sehingga para pelayan pun mau tidak mau harus patuh dan takut padanya. Namun bayangkan apabila mereka dapat hidup sebagai Sahabat, dimana mereka saling menghormati sebagai tanda kasih mereka satu sama lain. Bukankah begitu indah apabila kita bisa hidup sebagai sahabat? Tidak ada Gereja yang dihancurkan, tidak ada bentrokan yang mengatasnamakan Agama, tidak ada penindasan bagi mereka yang kurang beruntung, tidakkah itu terasa indah dan lebih baik? Sayangnya, banyak dari mereka tidak mau memilih untuk menjadi seorang sahabat. Kita punya kekuatan, dan kita juga punya kekuatan lebih dari mereka yang menjadi sahabat kita, mereka yang selalu ada dimanapun kita membutuhkan seseorang untuk menemani kita, dan mereka yang tidak pernah gagal membuat kita tersenyum kembali. Apakah mudah mencari orang seperti itu? Saya rasa tidak, karena di era ini, banyak orang yang memiliki penyakit egois yang selalu mereka pelihara. Namun jangan takut, kita sudah mempunyai sahabat sejati yang telah bersama kita sejak kita lahir sampai sekarang. Siapakah beliau? Dia lah jati diri kita, suara hati kita yang tidak akan pernah mengecewakan kita apabila kita sedang kesulitan untuk memilih. Kita pun punya Tuhan yang selalu menyertai kita di dalam keadaan apapun, dimanapun, dan kapanpun. Persahabatan itu indah, tidak ada batasan dalam persahabatan sejati. Tidak perlu ada aturan, tidak perlu ada pedoman, seorang sahabat sejati tidak membutuhkan semua itu, karena sahabat sejati pasti tahu apa yang harus mereka lakukan, dan apa yang tidak boleh mereka lakukan tanpa adanya suatu perjanjian. Sayangilah sahabatmu, hidupkanlah sahabatmu, dan jadilah seorang sahabat seperti sahabatmu itu. God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas