Firman di Sebuah Gereja

Di sebuah desa, ada sebuah Gereja kecil yang jemaatnya pun sedikit. Gereja itu sudah tidak mempunyai Pendeta lagi karena Pendeta yang melayani sudah meninggal karena sudah terlalu tua. Tuhan melihat Gereja ini begitu sepi dan tidak ada sukacita karena tidak ada hamba Tuhan yang melayani, maka diutuslah seorang hamba Tuhan untuk melayani di Gereja itu. Tidak disangka, kotbah dari hamba Tuhan ini begitu indah dan bermakna. Jemaat pun sangat suka endengarkan kotbahnya. Tak lama kemudian kotbahnya pun juga mulai disebarkan oleh para jemaat di lingkungan tersebut. Jemaat yang lain mulai mau lagi datang ke kebaktian yang diadakan di hari minggu. Di minggu berikutnya, Pendeta ini kembali melayani di Gereja tersebut, namun anehnya, tema, ayat bacaan, dan ilustrasinya sama seperti yang pernah ia kotbahkan minggu sebelumnya. Jemaat yang belum datang ke kebaktiannya pun bersuka-cita mendengar kotbahnya, jemaat yang pernah datang ke kebaktiannya pun juga masih bersuka-cita, namun majelis mulai berbisik-bisik karena kotbahnya sama seperti minggu sebelumnya. Di minggu ke tiga, kotbahnya pun masih sama seperti minggu pertama dan kedua, kali ini tidak hanya majelis yang berbisik-bisik, namun jemaat pun juga mulai berbisik-bisik. Akhirnya setelah kebaktian itu selesai, majelis pun bertanya kepada Pendeta tersebut. Majelis :Pak Pendeta, mengapa anda berkotbah dengan tema, ayat, dan ilustrasi yang sama dalam 3 minggu ini? Sang pendeta pun tersenyum dan mulai berkata: Pendeta: Pak Majelis, Firman Tuhan yang saya berikan dalam minggu pertama saja belum dilakukan oleh para jemaat, bagaimana bisa saya menambahkan firman Tuhan yang lain? Seringkali di Gereja kita hanya bisa menikmati firman Tuhan yang dibawakan dengan cara yang lucu dan menarik, sering kita menganggap bahwa cara berkotbah yang baik adalah cara dimana para jemaat bisa terhibur mendengarkannya. Jangan salah saudara, mereka yang berfikir demikian adalah mereka yang menganggap bahwa Gereja bukanlah tempat untuk beribadah, namun Gereja adalah tempat hiburan. Semua cara pembawaan firman itu baik, dan firman Tuhan pun juga pasti baik, sekarang tinggal anda yang menentukan, mau menerima firman Tuhan, atau tidak. Firman Tuhan bukanlah hanya sebuah dongen yang indah, namun firman Tuhan juga sebuah pedoman hidup yang dapat kita pakai dalam kehidupan kita sehari-hari. God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas