Pilihanmu Tanggung Jawab Terbesarmu

“You make your own bed, and you must lie on it”, yang berarti apapun pilihan yang anda ambil, anda harus bertanggung awab atas pilihan tersebut. Ini adalah topik yang akan kita bahas dalam artikel ini. Di masa-masa ini, kita dituntut untuk pintar memilih jalan kehidupan. Semua pilihan pastinya memiliki resiko masing-masing, dan setiap resiko yang kita hadapi memiliki hasil dengan kepuasan tertentu. Permasalahannya adalah, banyak dari kita yang merasa kecewa dengan apa yang telah kita pilih, lalu apa? Apakah kita akan membuang pilihan kita dan menggantinya dengan yang baru? Tentu saja tidak! Kita memiliki tanggung jawab terhadap semua yang kita pilih. Seberat apapun konsekuensi yang akan kita alami, “seharusnya” sudah kita ketahui lebih dahulu sebelum kita memilih sesuatu, jangan sampai kita memikirkannya belakangan, karena itu pasti akan membawa kita ke masalah. Ingat, masalah datang bukan untuk dihindari, tapi untuk diselesaikan. Banyak orang yang hidup dalam kekelaman karena berusaha untuk lari dari masalah kehidupannya sehari-hari, tahukah anda? Mereka yang berlari dari masalah mereka tidak akan pernah menemukan kedamaian dalam diri mereka sebelum mereka selesaikan masalah mereka. Ini mungkin kata-kata yang usang, namun ini adalah fakta. Jangan berfikir bahwa saya menulis ini seolah-olah saya ingin mengubah diri anda untuk menjadi pribadi seperti yang saya gambarkan. Tidak, itu bukanlah tujuan saya menulis artikel ini. Tujuan saya menulis artikel ini adalah supaya anda tahu seperti apa kehidupan ini sebenarnya. Lihatlah ke dalam diri anda sendiri, apakah anda termasuk orang yang saya gambarkan tadi? Jika “Ya”, maka perhatikanlah apa yang saya tulis dalam artikel ini, perlu diingat, di dalam artikel ini tidak ada unsur menghina ataupun merendahkan, semua tulisan ini adalah murni sebagai motivasi untuk anda semua. Baik mari kita mulai dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan kita sekarang. Mari mengingat, berapakah mantan pacar yang anda miliki? Jika banyak, waw, anda hebat, karena bisa menggaet banyak orang! Namun lihatlah dalam diri anda, karena banyak mantan yang anda miliki, bukankah itu sebagai pedoman seberaa tidak bertanggung jawabnya anda? ya tentu! Karena anda telah meludahkan nasi yang telah anda masukkan ke dalam mulut anda dan sudah anda kunyah beberapa saat. Lihatlah, nasi pun sudah bukan menjadi bubur lagi di mata anda, namun telah menjadi sampah tak berguna yang harus dibersihkan. Lihatlah baik baik, nasi yang sudah masuk ke mulut kita adalah pilihan kita sendiri, kita mengunyah nasi yang kita makan sebagai tanda bahwa tanggung jawab yang kita lakukan kepada pilihan kita, dan “seharusnya” kita menelan nasi yang kita kunyah tadi sebagai tanda bahwa kita mau menerima tenggung jawab dan segala resiko. Lihat? Mudah saja kan penggambarannya? Semua yang kita alami di dunia ini pasti bisa digambarkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Ups! Sedikit keluar konteks, mari kita kembali ke konteks kita. Apa yang harus kita lakukan apabila kita menyadari bahwa kita telah mengambil pilihan yang salah? Tentu sudah jelas kita harus bertanggung jawab kepada pilihan kita. Sepahit apapun tanggung jawab kita, tetap saja harus kita hadapi dan selesaikan, ingat, “selesaikan”, bukan “abaikan”. Anggaplah tanggung jawab anda sebagai tantangan hidup, dan apabila anda berhasil melaksanakan tanggung jawab anda, anda telah berhasil membuktikan bahwa anda adalah orang yang layak hidup sejahtera. Namun jangan berkecil hati untuk anda yang “belum” bisa memenuhi tanggung jawab anda, anda harus ingat bahwa ketika anda terus dan terus berusaha untuk mencoba lagi, anda pasti akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang anda bayangkan. Orang yang lari dari resiko, adalah orang yang tidak pernah melakukan apapun, dan maju dalam hidupnya. Sekian dari saya, semoga artikel ini dapat membantu anda dalam kehidupan pribadi anda, dan jangan pernah lupa, seberat apapun tanggung jawab anda, selalulah ingat bahwa “Semua akan diindahkan pada waktunya” (Pengkotbah 3:11) God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas