What Can You Do Now, Do It Now!

Jonathan Brown adalah seseorang yang kaya Raya. Ia tinggal di desa yang kecil, dan dia adalah orang yang sangat baik di desa itu. Suatu hari, ia datang ke pendeta di Gereja kecil di desanya. Brown menyatakan bahwa ia ingin Hartanya digunakan untuk semua keperluan yang dibutuhkan oleh desa ini. Sekolah yang kecil akan dibantu untuk menjadi besar, Gereja yang sudah agak rusak akan diperbaiki, perpustakaan di desa yang tidak terawat akan dirawat kembali dengan baik, pendeta akan dibuatkan pastori dengan kamar yang luas sehingga pendeta bisa hidup nyaman dan sisanya diberikan kepada anak”nya. Ini adalah surat wasiat yang telah Brown buat, dan telah ditunjukkan pada pak Pendeta. Pendeta memberi Saran kepada Brown: Pendeta: Pak Brown, apa ngga sebaiknya Bapak kasih dulu sebagian dari harta bapak dulu? Brown: Wah, kalo saya kasih sebagiannya, saya nanti Miskin donk pak Pendeta? Dengan argumen itu maka pak Pendeta pun tidak memaksa Brown untuk memberikannya. Setelah sekian lama, Brown tidak juga meninggal, ia meninggal setelah 102 tahun kemudian. Di persidangan, hakim pun membacakan surat wasiat Brown yang akan membagikan hartanya kepada desa ini. Namun, lama waktu berlalu telah mengubah juga keadaan desa itu. Sekolah yang dulunya mau dibantu, sekarang sudah tutup, Gereja yang akan diperbaiki pun sekarang sudah tutup karena jemaatnya sudah habis, pendeta yang akan dibuatkan pastori tempat tinggal pendeta, sudah meninggal karena sudah tua, perpustakaan sudah habis dimakan rayap karena sudah lama tidak dirawat, dan anak”nya pun sudah pergi keluar kota bahkan keluar negri untuk bekerja dan sebagian masih kuliah juga di luar kota. Bisa kita lihat dari cerita ini bahwa memang niat baik dari Jonathan Brown itu mulia, namun karena masalah waktu saja, kebaikan Brown seolah-olah tidak berguna lagi. Dari sini kita bisa belajar bahwa sesuatu yang bisa kita lakukan untuk Tuhan dan untuk sesama, lebih baik kita lakukan “Sekarang”, tidak perlu menunggu lama-lama, lakukanlah segera apa yang ingin kau lakukan. God Bless..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Menyerah!

Indonesia Kreatif? Sayang Orang Tua? Pikir Lagi!

Hanya Sebagai Simbol, Bukan Penentu Kualitas